Jam. Sebuah benda yang tidak terlepas dari hari-hari kita. Baik
itu jam dinding, jam tangan, jam yang ada di handphone, dan jam-jam lainnya
yang mengisi penuh pelosok negeri. Jam selalu dan pasti berkaitan dengan yang
namanya waktu. Dan kalian semua pasti tahu, waktu itu terus berjalan tanpa
henti, dan tidak bisa kembali lagi. Manusia tidak punya mesin waktu seperti
Doraemon yang akan membawa mereka kembali ke masa yang mereka inginkan.
Kaitannya dengan mahasiswa kedokteran? Nah, inilah pokok
bahasan kita. Mahasiswa kedokteran itu tidak mengenal waktu. Baik itu subuh,
pagi, siang, sore, malam, dan kembali di waktu subuh, mereka harus tetap
belajar. Kata-kata kutipan dari senior saya, “waktu jam 12 malam untuk
mahasiswa kedokteran itu sama saja waktu ketika ayam berkokok di pagi hari. Waktu
dimana kita masih harus siap untuk menuntut ilmu.”
Jam tidur mahasiswa kedokteran dalam setiap harinya itu
masih bisa dihitung jari. 15 menit saja waktu istirahat yang diberikan, 80% mahasiswa
kedokteran pasti lebih memilih tidur, daripada harus membolak-balikkan
lembaran-lembaran buku tebal diatas meja belajar mereka. Buku-buku tebal, nama
latin, penyakit, praktikum, dan semua hal tentang kesehatan menjadi santapan mereka setiap
saat. Tapi, itulah seninya kedokteran. Kita harus lihai melihat apa saja yang
ada dalam tubuh, dan tentu saja semua punya ciri khas masing-masing. Sebagaimana,
gambar burung yang ciri khasnya memiliki paruh dan sayap, sapi atau kambing
yang berkaki empat, bendera Indonesia yang berwarna merah dan putih, semua
punya keindahan masing-masing.
Waktu itu bisa diatur, asalkan kita pandai mengatur kegiatan
kita. Bukan saja untuk mahasiswa kedokteran, tapi untuk semua orang. Semua orang
punya kesibukan masing-masing, punya kegiatan rutin yang mereka lakukan, dan
semua hal yang mereka lakukan punya keuntungan bagi mereka tersendiri. Jadi,
pandai-pandailah anda mengatur waktu, seperti ketika anda mengatur rambut anda
sehabis mandi dengan cara bersisir rapih dan teratur. ^^